Minggu, 08 Oktober 2017

Apa Arti Catalonia bagi Spanyol

Sumber Tulisan: weeklyworker.co.uk
Tanggal 01 Oktober adalah hari bersejarah bagi masyarakat Catalonia (Catalunya). Akhirnya, referendum yang diidam-diamkan dari puluhan tahun lalu digelar. Referendum ini, menjadi keinginan purba karena Spanyol dirasa tidak memberi kebebasan dan progres terhadap kesejahteraan masyarakat Catalonia.

Dari referendum itu, Eropa pun kian terguncang. Kalau dilihat dari fenomena tiga tahun terakhir, setelah Yunani, Inggris, dan Skotlandia, Catalonia seolah menambah awan tebal di kawasan yang menjadi magnet demokrasi dunia itu. Namun, referendum Catalonia lebih mendapatkan perhatian internasional karena Spanyol terus berusaha menggagalkan referendum Catalonia, bahkan dengan tindakan represif. Hal ini terbukti ketika terjadi huru-hara yang mengakibatkan 11 polisi dan 337 warga terluka.

Akan tetapi berdasarkan laporan BBC (02/10), menyebutkan bahwa pihak pro kemerdekaan telah mengklaim kemenangan Catalonia sebagai negara merdeka dan layak disebut negara berdaulat. Referendum telah membuka pintu sebuah unilateral declaration of endepence, karena partipasi referendum tercatat sebanyak 42,3 % dari toral warga 5,3 (sumber lain: 7,45) juta orang. Adapun hasil referendum adalah 90 % masyarakat memilih kemerdekaan.

Aspek Sejarah

Dalam sejarah, Catalonia adalah wilayah independen Semenanjung Iberia yang terletak di antara Spanyol dan Portugal, dengan  bahasa, undang-undang dan kebiasaannya yang berbeda. Saat perang Suksesi Spanyol pimpinan Raja Philip IV berakhir dengan kekalahan Valencia (1707), di Catalonia pada tahun 1714 dan kepulauan terakhir pada tahun 1715 kemudian menghasilkan kesepakatan dan lahirlah Spanyol modern.

Maka raja-raja selanjutnya mencoba memberlakukan bahasa, ekonomi, undang-undang di wilayah Catalonia. Dari kejadian itu, Catalonia memang dari dulu terus melakukan pemberontakan untuk memisahkan diri dari Spanyol. Puncaknya pada tahun 1938, ketika diktator Spanyol Jenderal Francisco Franco membantai 3.500 milisi separatis Catalonia.

Pada tahun 1977, Spanyol sempat memberikan otonomi khusus yang lebih luas kepada Catalonia ketika angin demokrasi berhembus kencang di Negeri Matador itu. Hal itu membuat kelompok separatis kian leluasa mengampanyekan kemerdekaan. Tak ayal pada 2010, upaya kemerdekaan semakin bulat ketika Mahkamah Konstitusi di Madrid mengesampingkan sebagian dari undang-undang otonomi tahun 2006, yang menyatakan bahwa tidak ada dasar hukum untuk mengakui Catalonia sebagai Negara di Spanyol. Sedangkan dalam partai-partai politik yang dibentuk kekuasaan di Madrid sangat tidak laku di Catalonia yang memiliki lebih dari 7 juta jiwa itu. Masyarakat Catalonia merupakan pendukung setia partai kanan jauh, Covergence and Union (CiU), pimpinan Presiden Catalonia, Artur Mas.

Maka jika referendum berhasil, seperti pandangan Ben Smith (2017), akan ada kesempatan yang lebih besar bagi Catalonia untuk lebih ikut masuk ke dalam parlemen Catalonia. Proporsi sejumlah 30% diberikan oleh parlemen Catalonia untuk kelompok non-partai politik. Selain itu, penggunaan kembali bahasa Catalonia sebagai bahasa resmi merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Catalonia.

Dalam ihwal sepakbola juga demikian, tak mengherankan kalau saat ini Blaugrana (Spanyol) menjadi sorotan dunia. Sejak dulu Barcelona dianggap sebagai orang dan simbol perjuangan masyarakat Catalonia. Bahkan arena stadion menjadi tempat berkumpulnya kaum separatis untuk mengekspresikan kebebasannya, meskipun sang penguasa yang berdomisili di ibukota terus saja menentang dan mengecam tindakan-tindakan tersebut. Maka tak ayal ketika pertandingan Real Madrid vs Barcelona seoalah adu kedigdayaan di lapangan hijau, karena keduanya mewakili dua kubu yang dari dahulu menyimpan api panas.

Aspek Ekonomi

Secara populasi, Catalonia mengisi 1/5 % dari jumlah seluruh populasi Spanyol. Catalonia juga salah satu penggerak perekonomian Spanyol, 18,8 % GDP Spanyol berasal dari Catalonia bahkan lebih besar dari GDP Madrid yang hanya 17,6 % (TEMPO.CO, 02/10/17). Bahkan jika dibandingkan dengan Skotlandia dan Inggris, kontribusi  Catalonia untuk Spanyol dua kali lipat lebih besar.

Catalonia telah lama menjadi jantung perekonomian Spanyol, terutama dalam kekuatan maritime dan perdagangan tekstil, keuangan, layanan dan perusahaan hi-tech. Jika referendum ini berjalan mulus, maka produk domistik bruto sebesar US$ 314 miliar didapuk Catalonia menurut perhitungan OECD. Fakta ini akan menjadikan ekonomi Catalonia terbesar ke-34 di dunia dan membuatnya melanggeng di atas level Portugal dan Hongkong. Pendapan Domestik Bruto (PDB) akan menjadi US$ 35.000, dan akan membuat Catalonia lebih kaya daripada Korea Selatan, Israel dan Italia.

Ini yang menjadi landasan mengapa Spanyol enggan dan tidak mau melepaskan Catalonia, terlebih ketika krisis ekonomi yang melanda Spanyol. Catalonia tak ubahnya Papua yang menjadi lumbung perekonomian Indonesia. Bayangkan saja kalau Papua—surga minyak dan emas—itu referendum dan mendirikan negara sendiri, Indonesia akan kelimpungan menutup lubang perkenomian yang menganga besar. Indonesia tentu tidak mau peristiwa kelam antara tahun 1998-1999, ketika Timor Leste diikuti juga oleh Papua. Hal itu yang sangat ditakutkan Spanyol, Catalonia adalah tulang punggung dan harapan tunggal untuk membangkitkan gairah perekomian Spanyol.


   

 








Share:

0 komentar:

Copyright © LAJANG KEMBARA | Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com