Kamis, 14 Juli 2016

Aku Pasti Bisa Menulis


Judul Buku   : Panduan Lengkap Menjadi Penulis Handal
Penulis          : Sri Wintala Achmad
Cetakan         : I, Juni 2015
Penerbit        : Araska
ISBN               : 978-602-300-149-1
Tebal              : 14x20,5 cm, 224 Halaman
Peresensi       : Khairul Mufid Jr*

Banyak yang tumbang di tengah jalan ketika bermimpi menjadi seorang penulis, banyak yang gantung pena ketika sudah mulai menulis, dan banyak pula penulis sudah bisa menulis tapi pada akhirnya berhenti menulis karena ia tidak bisa berharap banyak pada kegiatan menulis. Akhirnya mereka terkapar mati di tepian (mimpi jadi penulis) padahal sudah lama sekali mereka tancapakan mimpi itu di dada dan berharap akan memanen buahnya kelak. Menjadi seorang penulis tidak mudah, tidak semudah membalikkan dua telapak tangan atau tidak semudah menghisap rokok lalu asapnya disemburkan ke segala penjuru. Menulis membutuhkan proses, ketekunan, kesabaran, dan bekerja keras.

Apalagi dalam masyarakat lisan begitu sulit untuk menemukan tradisi menulis dan hidup dengan tulisan, mereka mengesampingkan itu semua dan menganggap kegiatan menulis sebagai kegiatan rendahan. Padahal kegiatan menulis bukan seperti ganasnya arena pertinjuan, menulis sama halnya dengan berbicara atau bergaul yang membutuhkan banyak latihan. Sama juga dengan mengendarai/menyetir kendaraan, kita membutuhkan latihan dan latihan. Semakin kita sering latihan, maka kita semakin lancar, semakin mengetahui kelebihan dan kekurangan kendaraan juga semakin menguasai jalan.

Selebihnya kita bisa berselancar dalam menulis, ia salah satu cara untuk menyampaikan gagasan (ide) positif kepada publik atau masyarakat pembaca. Tentu saja, gagasan yang disampaikan melalui salah satu jenis tulisan tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam hal pengetahuan yang positif, inspiratif, dan rekreatif pada publik.

Dengan menulis, seorang akan mempertajam pisau intelektual dan rasa (sense)-nya. Karena seorang penulis selalu dituntut untuk membaca buku (sastra sinerat) yang digubah oleh penulis lain maupun alam dan peristiwanya (sastra gumelar). Melalui kegiatan membaca sebagaimana yang diajarkan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, seorang penulis akan dapat berbagi pengalaman empirik serta pengetahuannya melaui karya tulis kepada orang lain. Dari sinilah, peran seorang penulis dapat disejajarkan dengan seorang pewarta yang akan memberikan pencerahan kepada msyarakat.

Kenapa harus menulis, dan mengapa harus takut menulis, “aku pasti bisa menulis”. Semangat inilah yang coba ditumbuh-kembangkan oleh Sri Wintala Achmad dalam buku magisnya “Panduan Lengkap Menjadi Penulis Handal”. Dia mengenalkan dan mengajak masyarakat untuk tidak takut dalam menulis. Tanpa ada kesan menggurui, dia menawarkan beberapa solusi untuk para penulis pemula, pengrajin bahasa yang sudah biasa menulis, dan khalayak umum.

Di bagian pertama buku ini terpatri tentang apa itu kegiatan menulis, untuk apa kita harus menulis?, apa manfaatnya?, apa yang harus ditulis?, strategi jitu apa menjadi penulis handal?, dan proses menulis itu seperti apa?. Semuanya disajikan begitu seksi dan diyakini akan menghapus kegelisan dan kegalauan untuk menulis.

Sedangkan di bagian berikutnya ada beberapa panduan menulis dari semua genre tulisan; tentang menulis karya ilmiah, menulis artikel, menulis resensi buku, menulis naskah drama, menulis puisi, menulis cerpen, menulis novel, apresiasi kritik seni, tips jitu menembus media massa dan penerbit, dan yang paling menggugah adalah membahas tentang buah manis dari menulis itu sendiri. Semuanya disajikan lengkap dengan alamat-alamat media massa terbaru lengkap dengan ketentuan honorariumnya.

Sri Wintala Achmad, di usia yang sudah tidak muda lagi telah banyak menghasilkan karya berupa buku, antologi, kumpulan esai, dan tulisan-tulisan di media massa yang semua orang telah mengenalnya baik. Kita ketahui sekarang dia telah memetik hasil perjuangannya dalam menulis.

Seperti dia pernah ungkapkan “Siapa menanam bakal mengetam”. Peribahasa ini bukan isapan jempol belaka. Seorang petani yang menanam padi dan merawat tanaman itu bakal memetik bulir-bulir padinya. Seorang penanam pohon buah dan merawat tanaman itu dengan baik, bakal memetik buah-buah yang dihasilkan oleh pohon itu. Demikian pula seorang penulis terus menulis dan berusaha meningkatkan kualitas karyanya bakal memetik buah kerjanya. (hal.192)

Buah kerja dari seorang penulis tidak semuanya sama dengan buah kerja yang diperoleh oleh seorang  petani dan penanam pohon buah. Karena disamping uang (honorarium), seorang penulis akan mendapatkan pengetahuan tak ternilai harganya selama proses awal menulis. Disamping pengetahuan menulis, pula pengetahuan yang diperoleh dari buku-buku referensinya.

Banyak hasil yang diperoleh dari kegiatan menulis. Agar memantapkan semangat kita untuk menulis dan terus menulis, Sri Wintala Achmad menguraikan beberapa hasil kerja menulis yang bersumber dari pengalamannya sendiri: Seorang penulis akan mendapatkan honorarium dari karya-karyanya, selain itu kita juga mendapatkan pengetahuan tentang cara menulis yang diperoleh selama berproses kreatif, mendapat kepuasan batin karena setelah tulisan rampung sempurna penulis merasa lega dan gagasan kreatifnya telah tercurahkan, pun dalam kegiatan menulis tidak akan terlepas dari popularitas, semakin banyak karya kita yang dibaca oleh banyak orang maka kita akan semakin populer, dan terakhir adalah menulis juga membagun kecerdasan bangsa. (hal.194)

Kita tidak usah menunggu lagi untuk menulis, kita akan dapat menulis dalam waktu relatif singkat, kehadiran buku ini akan memberikan panduan menulis yang disajikan secara praktis dan lengkap. Karena buku ini menjelaskan cara-cara menulis dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sehingga dengan cepat kita dapat mempraktikkannya secara cerdas laiknya seorang penulis profesional. Akhirnya, Selamat membaca dan mencoba!


Share:

0 komentar:

Copyright © LAJANG KEMBARA | Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com