Judul
Buku : The Miracle of Jokowi
Penulis
: DR. Sidik Jatmika, MSi
Cetakan
: 01/2014
Penerbit
: MAHARSA Publishing
Tebal : 238 Halaman
ISBN : 978-602-70861-1-1
Peresensi
: Khairul Mufid Jr*
“Perubahan” dan “Suasana Baru”.
Itulah pesan utama yang hendak disampaikan mayoritas pemilih Indonesia pada
Pilpres 2014. Setelah melalui drama politik yang tegang dari detik pertama
hingga detik terakhir, berdasar pengumuman resmi KPU 22 Juli 2014, akhirnya
pasangan Jokowi-JK dinyatakan unggul 52,5% : 47,5% dari pesaingnya
Prabowo-Hatta.
Dimana Rekrutmen pemimpin politik
adalah salah satu fungsi utama sebuah sistem politik, termasuk partai politik.
Karena itu, pelaksanaan Pemilihan umum
Legislatif (pileg) dan Pemilihan Presiden (pilpres) Indonesia tahun 2014 juga
merupakan tahapan untuk merekrut para elit politik, termasuk Presiden Indonesia
periode 2014-2019. Fenomena kemunculan berbagai nama menjelang Pemilu
Legislatif 2014, menjadi batu sandungan antar partai politik sekaligus menjadi
tolok ukur kualitas wakil partainya yang dicalonkan menjadi Capres dan
Cawapres.
Ibarat sebuah kejuaraan, maka ajang
Pemilihan Legislatif 2014 dapat diumpamakan merupakan babak penyisihan sehingga
muncul sekitar 25 nama yang mewakili 12 partai politik tanah air kita. Ada yang
mengutus satu-dua orang wakilnya, bahkan partai Demokrat mewakilkan 11 orang
untuk pertempuran politik dan pesta demokrasi bangsa Indonesia secara jamak.
Hingga berdasarkan Survei
Popularitas (Personality Politics) Capres, munculah sosok Joko Widodo (Jokowi)
sebagai manusia unik, berkharisma, sederhana, merakyat, dan mampu menggugah
perhatian publik dengan mawas diri dan rendah hati. Gubernur DKI Jakarta,
Melejitnya popularitas Joko Widodo.
Bermula dari dilantiknya sebagai Wali Kota Solo, kemudian hijrahnya ke Jakarta
sebagai Gubernur Ibu Kota Negara itu. Sosok dengan kegiatan blusukan-nya,
mampu merebut perhatian warga terutama dari kalangan miskin yang tinggal di
kawasan kumuh, Jokowi digambarkan sebagai sosok yang merakyat dan tidak elitis.
Bisnis Jokowi pun diyakini publik
dibangun dari bawah sehingga tahu rasa hidup susah. Sebastian mengatakan
“kinerja Jokowi dalam satu tahun terakhir memimpin Jakarta juga terlihat lebih
sukses dibandingkan kinerja lima tahun pendahulunya, Fauzi Bowo”. Sontak saja
fenomena ini terus dibuahbibirkan masyarakat. Padahal munculnya Jokowi ternyata
tidak menjadi calon Presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan, sekalipun tetap maju dalam Pemilu Presiden.
Karena membahas Joko Widodo bukan
hanya membahas sebuah nama, dia sudah melampaui nama, dan kalau didefinisikan
dia seorang pribadi yang kemudian besar karena figuritas kepribadian yang khas,
dia humble (sederhana), tulus dan mempunyai visi untuk rakyat, dan mengapa Joko Widodo menjadi besar karena
ada arus anti elitisme di bawah, masyarakat sudah jenuh terhadap elit politik
sehingga begitu Jokowi muncul dari bawah adalah representasi dari wajah rakyat Indonesia.
Meskipun Jokowi-JK yang selama masa
kampanye dibombardir berbagai isu negatif (status agama dan etnis, Capres boneka,
hingga antek PKI), tapi akhirnya dia bisa memengangkan Pilpres 2014? Apa saja
yang menjadi kekuatan dan strategi yang dimainkan Jokowi-JK? Bagaimana prospek
peta politik dalam negeri dan luar negeri Indonesia pasca Pilpres 2014? Apa
saja pelajaran dari hiruk pikuk arena Pilpres 2014?
Maka buku ini penting dibaca untuk
menjawab sederet pertanyaan di atas. Apalagi oleh para pengamat pilitik, Praktisi,
Mahasiswa, Dosen Politik, dan masyarakat umum. Kerena apa yang ungkapkan DR.
Sidik Jatmika, MSi (penulis buku), buku ini disusun dengan cara memadukan
metode pemaparan secara tahapan waktu (deskripsi-kronologis) arena Pilpres 2014
dengan berbagai analisa sosiologi dan komunikasi politik. Kerena proses Pilpres
ini secara kebetulan bersamaan dengan berlangsungnya Piala Dunia Sepak Bola di
Brazil. Maka dalam beberapa penjelasan penulis sengaja mengambil beberapa
istilah dalam cabang Sepak Bola sebagai upaya memudahkan pengibaratan berbagai
peristiwa yang terjadi di dunia politik praktis.
Dalam buku setebal 238 ini, ditemukan penyajian data sangat
lengkap. Tentang kemunculan bakal calon presiden, dinamika pergerakan pemilihan
presiden, kampanye hitam, pergerakan politik di masa tenang, hasil akhir
pemilihan Presiden 09 Juli 2014, faktor kemengangan Jokowi, hingga cipratan
pelajaran/pengalaman yang dapat kita petik dari sandiwara politik Pilpres 2014.
Semua dikupas baik oleh penulis dengan paduan gambar-gambar Capres dan Cawapres
yang nyentrik. Akhirnya selamat membaca!.
Kutub,
2014
0 komentar:
Posting Komentar