Rabu, 13 Juli 2016

Empat Mata Rantai Amalan Sunnah

Judul Buku   : Amalkan Shalat Hajat, Tahajud, Dhuha, dan Baca Surat Al-Waqi’ah
Penulis          : Muclas al-Farbi
Cetakan         : 01, Oktober 2014
Penerbit        : Lafal (Araska)
Tebal              : 188 Halaman
ISBN               : 978-602-300-045-6
Peresensi       : Khairul Mufid Jr*


“Semua orang memiliki segudang cita-cita, namun tidak semua Allah kabulkan cita-cita itu. Semua orang pasti berkata tentang meraih harta dan kekayaan. Padahal, ketakwaan kepada Allah merupakan sesuatu yang paling banyak faedah bagi dirinya.” (Imam Syafi’i) [hlm. 18].



            Salah satu petuah Imam Syafi’i tersebut menjadi sebuah pedang tajam untuk umat Muslim di dunia, yang sewaktu-waktu bisa memenggal. Karena pituah yang telah menjelma pedang itu merupakan sebuah peringatan Imam Syafi’i kepada kita untuk selalu berhati-hati dalam memilin impian. Karena kualitas hidup kita ditentukan seberapa besar kemauan dan cita-cita kita untuk menjadi pribadi yang paripurna. Adapun langkah awal untuk menjadi pribadi yang baik dan berkualitas adalah menentukan sebuah harapan, keinginan dan tujuan yang harus dicapai dalam menjalani hidup. Meskipun, mungkin alam tidak akan memudahkan jalan kita dalam meraih semuanya, tapi yakinlah bahwa semua harapan, keinginan dan tujuan akan tercapai apabila kita bersungguh-sungguh memperjuangkannya.

            Perjuangan merupakan sebuah proses meraih tujuan. Maka jangan tenangkan dirimu dengan keadaanmu sekarang, tapi damaikanlah dirimu dengan arah perjalanan yang bernilai.

            Ingatlah, “memang sebuah perahu bisa tetap tenang dan nyaman bila ia bersandar di pelabuhan, tetapi bukan itu tujuan dibuatnya sebuah perahu, ia diciptakan untuk bergerak dan berlayar.” Begitu juga kita, kita diciptakan untuk merasa nyaman dengan hanya berdiam diri. Tetapi, kita diciptakan untuk terus bergerak dan berusaha menggapai sesuatu yang bernilai. Karena sesungguhnya pengembaraan hidup manusia adalah memiliki satu titik tujuan yang sama, yaitu dalam rangka bermunajat kepada Sang Pencipta (Allah Subhanahu wa ta’ala) yang bisa kita lakukan dengan berbagai cara. Diantaranya ialah dengan melakukan Shalat Hajat, Shalat Tahajjud, Shalat Dhuha, dan membaca Surat Al-Waqi’ah (Hlm. 11).

            Empat amalan sunnah Muslim sejati tersebut selain sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah juga menyimpan energi yang luar biasa, terutama untuk tercapainya kesuksesan dalam menapaki kehidupan dunia akhirat, misalnya kesuksesan karir, bisnis, rumah tangga, pendidikan, pangkat, dan juga kebahagiaan dunia akhirat. Karena keempat mata ranatai amalan sunnah ini sejatinya mampu memberi energi posistif  bagi siapapun yang konsisten (istikamah) dalam mengamalkannya.

            Energi positif itu meliputi; terbukanya pintu rezeki, dijauhkan dari segala macam penyakit dan dimudahkannya dalam semua urusan, sehingga kita bisa mengoptimalkan potensi diri untuk memperbaiki keluarga, keturunan dan juga masyarakat dengan managering (pengaturan) yang tepat sasaran.

            Shalat hajat misalkan, adalah shalat yang merupakan sebuah jembatan yang disediakan Allah Subhanahu wa ta’ala untuk mengadu, mengeluh, serta memohon permintaan atas segala macam kebutuhan serta keinginan. Shalat hajat bisa menjadi solusi ketika hidup kita penuh dengan keraguan dan ketakutan, ketika harapan sirna diterpa badai, saat hati penuh dengan perasaan tak terjelaskan, intinya Shalat Hajat bisa menjadi jalur alternatif khusus untuk mempercepat tercapainya keinginan kita.

            Atau dengan Shalat Tahajjud, adalah Shalat malam dimana Allah lebih banyak mendengar doa kita dengan mudah pengabulannya. Karena sudah banyak yang membuktikan rahasia Shalat Tahajjud bagi kesuksesan bisnis mereka. Bahkan Allah telah berfirman, orang yang senantiasa melaksanakan Shalat Tahajjud akan diangkat derajatnya ke tempat yang terpuji. “Dan sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Qs. Al-Isra [17]:79).

            Ayat di atas menegaskan bahwa keheningan malam merupakan waktu yang paling tepat dan istimewa untuk bercengkrama, berdialog dengan Sang Pencipta, waktu yang paling baik untuk bermunajad meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

            Keempat mata rantai amalan sunnah ini digambarkan terang dalam buku karya Muclas al-Farbi ini, tentang keutamaan melaksanakan Shalat Sunnah Hajat, Shalat Tahajjud, Shalat Dhuha, dan mengamalkan Surah Al-Waqi’ah. Buku yang bertebal 188 halaman ini juga dilengkapi dengan tuntunan praktis Shalat Sunnah Hajat, Tahajjud, Dhuha, dan juga rambu-rambu penting dalam pengamalannya Surah Al-Waqi’ah. Dilengkapi dengan dzikir, wirid, dan doa-doa mustajab untuk kesuksesan karir dan sebagainya. Tidak hanya itu buku ini juga dilengkapi dengan tips-tips cerdas agar kita bisa melaksanakan Shalat Hajat, Tahajjud, dan Dhuha secara benar dan terstruktur. Akhirnya selamat membaca!.


















Share:

0 komentar:

Copyright © LAJANG KEMBARA | Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com